Jurnalis Iraq Paparkan Kondisi Sunni dan Syi’ah, Pelajaran Buat Muslim Indonesia
Sunday, 16 November 2014
0
comments
Salah seorang peserta International
Conference on Islamic Media asal Irak Dr. Ahmed Mahjoub Jubouri,
memaparkan kondisi terakhir negerinya khususnya dalam konflik sunnah dan
syiah, di kantor Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2013).
Dia mengatakan, sejak penjajahan Amerika
pada tahun 2003, kondisi Irak tidak stabil. Pada masa Sadam Husein,
jelas Ahmed, meskipun dengan gaya kepemimpinan yang begitu otoriter,
namun saat itu, kondisi kaum Muslimin di Iraq sangat solid, hubungan
antar mereka tetap baik, termasuk antara kaum Muslimin Sunni dan agama
Syi’ah.
“Saat itu orang Syi’ah seringkali menyerukan persatuan,” kisahnya.
Seiring waktu perselisihan-perselisihan
mulai muncul. Hal ini, ungkap Ahmed, karena ada perbedaan pandangan
antara Sunni dan Syi’ah terhadap penjajah Amerika.
“Orang Sunni memandang masuknya Amerika
sebagai agresi atau penjajahan, sehingga sikap mereka adalah membela
tanah air dengan perang bersenjata melawan Amerika. Sedangkan orang
Syi’ah memandang sebaliknya, mereka memandang Amerika sebagai penyelamat
mereka dari cengkeraman Sadam Hussein.” terangnya.
Sementara orang Kurdi – sesungguhnya
mereka Sunni-, namun karena pada masa rezim Sadam Hussein mereka
memiliki masalah dengan pemerintah, pandangan mereka jadi mirip Syi’ah.
“Mereka menganggap Amerika sebagai
pembebas. Sayangnya sikap mereka ini lebih banyak dipengaruhi oleh
fanatisme golongan,” paparnya.
Akibat perpecahan tersebut, akhirnya saat
ini kantong-kantong pemerintahan di Irak, 90% dikuasai orang-orang
Syi’ah. Karena saat pendudukan Amerika di Irak, orang-orang Syi’ah aktif
berpolitik hingga seperti saat ini. Imbasnya, setelah menguasai
pemerintahan, termasuk dalam tubuh militer, mereka (Syi’ah) berani
melakukan pembantaian terhadap orang Sunni.
”Ribuan orang mereka bantai, ratusan
masjid mereka bakar. Bahkan orang-orang sunni yang tinggal di tempat
yang mayoritas Syi’ah lambat laun di usir. Hingga tempat tinggal mereka
bersih tanpa orang-orang Sunni,” tuturnya.
Baru belakangan inilah, muncul kesadaran
dalam diri kaum Muslimin Sunni untuk kembali berjuang melalui jalur
politik. Namun, karena mereka sudah lama meninggalkan jalur politik,
berbagai struktur pemerintahan di departemen-departemen di Irak sudah
dikuasai orang Syi’ah, sehingga orang Sunni mengalami kesulitan untuk
kembali masuk ke pemerintahan.
“Dari mulai bidang militer, kehakiman dan media mereka (orang Syi’ah) kuasai,” ungkap Ahmed.
Karena tiga hal tersebut menjadi hal yang
begitu penting untuk dikuasai oleh orang Syi’ah. Sehingga banyak
kelicikan-kelicikan yang mereka lakukan. Seperti dibidang militer, kata
Ahmed, mereka berhasil menguasai hingga 97%. Ini menyebabkan orang-orang
Sunni tidak bisa berkutik karena hanya menguasai 3% kekuatan di bidang
militer.
“Begitu juga di bidang kehakiman,
orang-orang Syi’ah banyak memutuskan perkara seenak mereka. Sehingga
setiap pekan ada ratusan orang Sunni yang dijatuhi hukuman mati,”
katanya.
Begitu juga media yang sepenuhnya sudah
dikuasai mereka. Semua acara yang ditayangkan merupakan acara model
syi’ah. “Bahkan Adzan pun, sudah adzan model Syi’ah.” Terangnya.
Salah satu pembohongan publik melalui
media yang dilakukan oleh orang-orang Syi’ah adalah adanya klaim bahwa
mayoritas masyarakat Iraq adalah Syi’ah.
“Padahal sesungguhnya mayoritas adalah Sunni. Orang Syi’ah paling banyak 38% saja,” tambahnya.
Hal tersebut mereka simpulkan karena
membagi masyarakat Iraq ke dalam tiga kelompok, yaitu Sunni, Syi’ah dan
Kurdi. Padahal orang Kurdi adalah orang Sunni juga. Untuk meminimalisir
hal tersebut, pihak Sunni terakhir memiliki dua chanel Tv, namun
akhirnya dilarang oleh pemerintahan Syi’ah.
“Meskipun demikian, kita (Sunni) masih ada media Sunni tapi disiarkan dari luar Iraq,” ujarnya.
Dalam mengakhiri pertemuannya, Dr.
Jubouri berpesan kepada kaum Muslimin Sunni yang berada di Indonesia.
Pertama, jangan sampai kita tertipu oleh orang-orang Syi’ah meskipun
pada awalnya mereka mengajak untuk bersatu, sebab nanti ketika ada
kesempatan mereka tidak segan-segan membantai orang-orang Sunni. Kedua,
Meskipun keadaan di Irak sudah seperti itu, tapi kami tidak putus asa,
kami isiqomah dan terus berjuang melawan mereka,” pungkasnya.
Barokumulloh fikum ajma’in.
Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2014/01/10/jurnalis-iraq-paparkan-kondisi-sunni-dan-syiah-pelajaran-buat-muslim-indonesia/
0 comments:
Post a Comment