Jurnalis Iraq Paparkan Kondisi Sunni dan Syi’ah, Pelajaran Buat Muslim Indonesia

Posted by IYan Sunday 16 November 2014 0 comments
Salah seorang peserta International Conference on Islamic Media asal Irak Dr. Ahmed Mahjoub Jubouri, memaparkan kondisi terakhir negerinya khususnya dalam konflik sunnah dan syiah, di kantor Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2013).
Dia mengatakan, sejak penjajahan Amerika pada tahun 2003, kondisi Irak tidak stabil. Pada masa Sadam Husein, jelas Ahmed, meskipun dengan gaya kepemimpinan yang begitu otoriter, namun saat itu, kondisi kaum Muslimin di Iraq sangat solid, hubungan antar mereka tetap baik, termasuk antara kaum Muslimin Sunni dan  agama Syi’ah.
“Saat itu orang Syi’ah seringkali menyerukan persatuan,” kisahnya.
Seiring waktu perselisihan-perselisihan mulai muncul. Hal ini, ungkap Ahmed, karena ada perbedaan pandangan antara Sunni dan Syi’ah terhadap penjajah Amerika.
“Orang Sunni memandang masuknya Amerika sebagai agresi atau penjajahan, sehingga sikap mereka adalah membela tanah air dengan perang bersenjata melawan Amerika. Sedangkan orang Syi’ah memandang sebaliknya, mereka memandang Amerika sebagai penyelamat mereka dari cengkeraman Sadam Hussein.” terangnya.
Sementara orang Kurdi – sesungguhnya mereka Sunni-, namun karena pada masa rezim Sadam Hussein mereka memiliki masalah dengan pemerintah, pandangan mereka jadi mirip Syi’ah.
“Mereka menganggap Amerika sebagai pembebas. Sayangnya sikap mereka ini lebih banyak dipengaruhi oleh fanatisme golongan,” paparnya.
Akibat perpecahan tersebut, akhirnya saat ini kantong-kantong pemerintahan di Irak, 90% dikuasai orang-orang Syi’ah. Karena saat pendudukan Amerika di Irak, orang-orang Syi’ah aktif berpolitik hingga seperti saat ini. Imbasnya, setelah menguasai pemerintahan, termasuk dalam tubuh militer, mereka (Syi’ah) berani melakukan pembantaian terhadap orang Sunni.
”Ribuan orang mereka bantai, ratusan masjid mereka bakar. Bahkan orang-orang sunni yang tinggal di tempat yang mayoritas Syi’ah lambat laun di usir. Hingga tempat tinggal mereka bersih tanpa orang-orang Sunni,” tuturnya.
Baru belakangan inilah, muncul kesadaran dalam diri kaum Muslimin Sunni untuk kembali berjuang melalui jalur politik. Namun, karena mereka sudah lama meninggalkan jalur politik, berbagai struktur pemerintahan di departemen-departemen di Irak sudah dikuasai orang Syi’ah, sehingga orang Sunni mengalami kesulitan untuk kembali masuk ke pemerintahan.
“Dari mulai bidang militer, kehakiman dan media mereka (orang Syi’ah) kuasai,” ungkap Ahmed.
Karena tiga hal tersebut menjadi hal yang begitu penting untuk dikuasai oleh orang Syi’ah. Sehingga banyak kelicikan-kelicikan yang mereka lakukan. Seperti dibidang militer, kata Ahmed, mereka berhasil menguasai hingga 97%. Ini menyebabkan orang-orang Sunni tidak bisa berkutik karena hanya menguasai 3% kekuatan di bidang militer.
“Begitu juga di bidang kehakiman, orang-orang Syi’ah banyak memutuskan perkara seenak mereka. Sehingga setiap pekan ada ratusan orang Sunni yang dijatuhi hukuman mati,” katanya.
Begitu juga media yang sepenuhnya sudah dikuasai mereka.  Semua acara yang ditayangkan merupakan acara model syi’ah. “Bahkan Adzan pun, sudah adzan model Syi’ah.” Terangnya.
Salah satu pembohongan publik melalui media yang dilakukan oleh orang-orang Syi’ah adalah adanya klaim bahwa mayoritas masyarakat Iraq adalah Syi’ah.
“Padahal sesungguhnya mayoritas adalah Sunni. Orang Syi’ah paling banyak 38% saja,” tambahnya.
Hal tersebut mereka simpulkan karena membagi masyarakat Iraq ke dalam tiga kelompok, yaitu Sunni, Syi’ah dan Kurdi. Padahal orang Kurdi adalah orang Sunni juga. Untuk meminimalisir hal tersebut, pihak Sunni terakhir memiliki dua chanel Tv, namun akhirnya dilarang oleh pemerintahan Syi’ah.
“Meskipun demikian, kita (Sunni) masih ada media Sunni tapi disiarkan dari luar Iraq,” ujarnya.
Dalam mengakhiri pertemuannya, Dr. Jubouri berpesan kepada kaum Muslimin Sunni yang berada di Indonesia. Pertama, jangan sampai kita tertipu oleh orang-orang Syi’ah meskipun pada awalnya mereka mengajak untuk bersatu, sebab nanti ketika ada kesempatan mereka tidak segan-segan membantai orang-orang Sunni. Kedua, Meskipun keadaan di Irak sudah seperti itu, tapi kami tidak putus asa, kami isiqomah dan terus berjuang melawan mereka,” pungkasnya. Barokumulloh fikum ajma’in.

Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2014/01/10/jurnalis-iraq-paparkan-kondisi-sunni-dan-syiah-pelajaran-buat-muslim-indonesia/
Read More..

Mengungkap Dalang Pembunuhan Husain Radhiyallahu ‘Anhu

Posted by IYan 0 comments
Cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma  gugur terbunuh di tanah Karbala. Tragis dan mengenaskan. Dan Yazid bin Muawiyah pun jadi tersangka tunggal dalam tragedi ini. Nama Yazid busuk. Bahkan bapaknya Muawiyah radhiyallahu anhu pun tercemar. Laknat sekelompok manusia terus membayangi mereka, terlebih di hari terbunuhnya Husain radhiyallahu anhu, 10 Muharram atau hari Asyura.

Siapa yang tak akan benci dan murka kepada pembunuh cucu tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?
Namun benarkah Yazid membunuh Husain radhiyallahu anhu? Atau benarkah Yazid memerintahkan supaya Husain radhiyallahu anhu dibunuh di Karbala?
Sejenak, kita kembali ke tahun 61 H tepatnya di Padang Karbala.
PEMBUNUH HUSAIN RADHIYALLAHU ‘ANHU TERNYATA ADALAH SYIAH KUFAH
PENGAKUAN PARA PEMBUNUH HUSAIN RADHIYALLAHU ‘ANHU
Syiah Kufah telah mengakui bahwa merekalah yang membunuh Husain radhiyallahu anhu.  Pengakuan Syiah pembunuh-pembunuh Husain radhiyallahu anhu ini diabadikan oleh ulama-ulama Syiah yang merupakan rujukan dalam agama mereka seperti Baqir al-Majlisi, Nurullah Syusytari, dan lain-lain di dalam buku mereka masing-masing. Mullah Baqir al-Majlisi, seorang ulama rujukan Syiah menulis,
“Sekumpulan orang-orang Kufah terkejut oleh satu suara ghaib. Maka berkatalah mereka, “Demi Tuhan! Apa yang telah kita lakukan ini tak pernah dilakukan oleh orang lain. Kita telah membunuh “Penghulu Pemuda Ahli Surga” karena Ibnu Ziyad anak haram itu. Di sini mereka mengadakan janji setia di antara sesama mereka untuk memberontak terhadap Ibnu Ziyad tetapi tidak berguna apa-apa.” (Jilaau al-‘Uyun, halaman 430).
Qadhi Nurullah Syusytari pula menulis di dalam bukunya Majalisu al-Mu’minin bahwa setelah  sekian lama (lebih kurang 4 atau 5 tahun) Husain radhiyallahu ‘anhu terbunuh, pemuka orang-orang Syiah mengumpulkan kaumnya dan berkata,
“Kita telah memanggil Husain radhiyallahu anhu dengan memberikan janji akan taat setia kepadanya, kemudian kita berlaku curang dengan membunuhnya. Kesalahan kita sebesar ini tidak akan diampuni kecuali kita berbunuh-bunuhan sesama kita.” Dengan itu berkumpullah sekian banyak orang Syiah di tepi Sungai Furat sambil mereka membaca ayat (artinya), “Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang telah menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu.” (QS. Al-Baqarah: 54). Kemudian mereka berbunuh-bunuhan sesama mereka. Inilah golongan yang dikenali dalam sejarah Islam dengan gelar “at-Tawwaabun.”
Sejarah tidak lupa dan tidak akan melupakan peranan Syits bin Rab’i di dalam pembunuhan Husain radhiyallahu anhu di Karbala. Tahukah Anda siapa itu Syits bin Rab’i? Dia adalah seorang Syiah tulen, pernah menjadi duta Ali radhiyallahu anhu di dalam peperangan Shiffin, dan senantiasa bersama Husain radhiyallahu ‘anhu. Dialah juga yang menjemput Husain radhiyallahu anhu ke Kufah untuk mencetuskan pemberontakan terhadap pemerintahan pimpinan Yazid, tetapi apakah yang telah dilakukan olehnya?
Sejarah memaparkan bahwa dialah yang mengepalai 4.000 orang bala tentara untuk menentang Husain radhiyallahu anhu, dan dialah orang yang mula-mula turun dari kudanya untuk memenggal kepala Husain radhiyallahu anhu. (Jilaau al-Uyun dan Khulashatu al-Mashaaib, hal. 37).
Masihkah ada orang yang ragu-ragu tentang Syiah-nya Syits bin Rab’i dan tidakkah orang yang menceritakan perkara ini ialah Mullah Baqir al-Majlisi, seorang tokoh Syiah terkenal? Secara tidak langsung hal ini berarti pengakuan dari pihak Syiah sendiri tentang pembunuhan itu.
Lihatlah pula kepada Qais bin Asy’ats, ipar Husain radhiyallahu anhu, yang tidak diragukan tentang Syiahnya tetapi apa kata sejarah tentangnya? Bukankah sejarah menjelaskan kepada kita bahwa itulah orang yang merampas selimut Husain radhiyallahu anhu dari tubuhnya selepas pertempuran? (Khulashatu Al Mashaaib, halaman 192).
KESAKSIAN AHLUL BAIT YANG SELAMAT DALAM TRAGEDI KARBALA
Pernyataan saksi-saksi yang turut serta di dalam rombongan Husain sebagai saksi-saksi hidup di Karbala, yang terus hidup selepas peristiwa ini, juga membenarkan bahwa Syiahlah pembunuh Husain dan Ahlul Bait. Termasuk pernyataan Husain radhiyallahu anhu sendiri yang sempat direkam oleh sejarah sebelum beliau terbunuh. Husain radhiyallahu anhu berkata dengan menujukan kata-katanya kepada orang- orang Syiah Kufah yang saat itu tengah siaga bertempur melawan beliau,
“Wahai orang-orang yang curang, zalim, dan pengkhianat! Kamu telah menjemput kami untuk membela kamu di waktu kesempitan, tetapi ketika kami datang untuk memimpin dan membela kamu dengan menaruh kepercayaan kepadamu, maka sekarang kamu justru menghunuskan pedang dendammu kepada kami dan kamu membantu musuh-musuh di dalam menentang kami.” (Jilaau al-Uyun, halaman 391).
Beliau juga berkata kepada Syiahnya, “Binasalah kamu! Bagaimana mungkin kamu menghunuskan pedang dendammu dari sarung-sarungnya tanpa adanya permusuhan dan perselisihan yang ada di antara kamu dengan kami? Mengapa kamu akan membunuh Ahlul Bait tanpa adanya sebab?” (Jilaau al-Uyun, halaman 391).
Ali Zainal Abidin putra Husain radhiyallahu anhu yang turut serta di dalam rombongan ke Kufah dan terus hidup selepas terjadinya peristiwa itu, juga berkata kepada orang-orang Kufah lelaki dan perempuan yang meratap dengan mengoyak-ngoyak baju mereka sambil menangis, dalam keadaan sakit beliau dengan suara yang lemah berkata kepada mereka,
“Mereka ini menangisi kami. Bukankah tidak ada orang lain yang membunuh kami selain mereka?” (Al-Ihtijajkarya At Thabarsi, halaman 156).
Pada halaman berikutnya Thabarsi, seorang ulama Syiah terkenal menukilkan kata-kata Imam Ali Zainal Abidin kepada orang-orang Kufah. Kata beliau, “Wahai manusia (orang-orang Kufah)! Dengan nama Allah aku bersumpah untuk bertanya kepada kamu, ceritakanlah! Tidakkah kamu sadar bahwa kamu mengirimkan surat kepada ayahku (mengundangnya datang), kemudian kamu menipunya? Bukankah kamu telah memberikan perjanjian taat setia kamu kepadanya? Kemudian kamu membunuhnya, membiarkannya dihina. Celakalah kamu karena amalan buruk yang telah kamu dahulukan untuk dirimu.”
LAKNAT DAN KUTUKAN AHLUL BAIT ATAS SYIAH-NYA
Husain radhiyallahu anhu mendoakan keburukan untuk golongan Syiah yang sedang berhadapan untuk bertempur dengan beliau, “Ya Allah! Tahanlah keberkatan bumi dari mereka dan cerai-beraikanlah mereka. Jadikanlah hati-hati pemerintah terus membenci mereka karena mereka menjemput kami dengan maksud membela kami tetapi sekarang mereka menghunuskan pedang dendam terhadap kami.” (Jilaau Al Uyun, halaman 391).
Ternyata, nasib Syiah yang sentiasa diuber-uber di beberapa daerah dan negara-negara Islam di sepanjang sejarah membuktikan terkabulnya kutukan dan laknat Sayyidina Husain di medan Karbala atas Syiah.
Beliau juga berdoa, “Binasalah kamu! Tuhan akan membalas bagi pihakku di dunia dan di akhirat… Kamu akan menghukum diri kamu sendiri dengan memukul pedang-pedang di atas tubuhmu dan mukamu akan menumpahkan darah kamu sendiri. Kamu tidak akan mendapat keberuntungan di dunia dan kamu tidak akan sampai kepada hajatmu. Apabila kamu mati, kelak sudah tersedia adzab Tuhan untukmu  di akhirat. Kamu akan menerima azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir yang paling dahsyat kekufurannya.” (Mullah Baqir Majlisi – Jilaau Al Uyun, halaman 409).
Peringatan hari Asyura pada tanggal 10 Muharram oleh orang-orang Syiah, di mana mereka menyiksa badan dengan memukuli tubuh mereka dengan rantai, pisau, dan pedang sebagai bentuk berkabung yang dilakukan oleh golongan Syiah, sehingga mengalir darah dari tubuh mereka sendiri juga merupakan bukti diterimanya doa Husain radhiyallahu anhu. Upacara ini dengan jelas dapat dilihat hingga sekarang di dalam masyarakat Syiah.
Zainab, saudara perempuan Husain radhiyallahu anhu yang terus hidup selepas peristiwa itu juga mendoakan keburukan untuk golongan Syiah Kufah. Katanya, “Wahai orang-orang Kufah yang khianat, penipu! Kenapa kamu menangisi kami sedangkan air mata kami belum kering karena kezalimanmu itu. Keluhan kami belum terputus oleh kekejamanmu. Keadaan kamu tidak ubah seperti perempuan yang memintal benang kemudian diuraikannya kembali. Kamu juga telah mengurai ikatan iman dan telah berbalik kepada kekufuran… Adakah kamu meratapi kami, padahal kamu sendirilah yang membunuh kami? Sekarang kamu pula menangisi kami. Demi Allah! Kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Kamu telah membeli keaiban dan kehinaan untuk kamu. Tumpukan kehinaan ini sama sekali tidak akan hilang walau dibasuh dengan air apapun.” (Jilaau Al  Uyun, halaman 424).
Kutukan dan laknat ini pun dapat kita saksikan saat ini. Syiah yang terus memperingati tragedi Karbala setiap 10 Muharram (Asyura) menjadikan hari tersebut sebagai hari berkabung. Mereka membacakan kisah terbunuhnya Husain, syair-syair sedih tentang kematian Husain, lalu mereka menangis, meratap pilu, dan seterusnya.
Adapun di kalangan Ahlus Sunnah (Sunni) yang dituduh Syiah membenci Ahlul Bait, tidak pernah terjadi upacara yang seperti ini yang menunjukkan bahwa laknat dan kutukan Husain beserta ahlul baitnya tidak menyentuh mereka. Sebaliknya, justru Syiah yang mengaku-ngaku sebagai pecinta Ahlul Baitlah yang terkena kutukan-kutukan ini. Maka dengan itu jelaslah bahwa Syiahlah golongan yang bertanggungjawab membunuh Husain radhiyallahu anhu.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kaum muslimin dan bangsa ini dari tipu daya mereka. &

Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2013/11/20/mengungkap-dalang-pembunuhan-husain-radhiyallahu-anhu/
Read More..

Marja’ Syi’ah Kini Menjadi Ulama’ Sunni

Posted by IYan 0 comments
SYIAH TIMUR TENGAH DIKAGETKAN OLEH WAJAH AYATULLAH / MARJA’ (ULAMA TERTINGGI RUJUKAN) MEREKA YANG KINI BERWAJAH SEORANG ULAMA SUNNI (DISERTAI VIDEO CERAMAHNYA)
Semalam (video di upload 18 Maret 2014) , jam 9 Waktu Mekkah ِِِAl-Mukarramah, Penganut agama syiah imamiyah itsna ‘asyariyah / ja’fariyah Timur Tengah, digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi yang menyajikan salah satu acara “terpanas” yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah.
Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan ayatollah syiah, ulama hadits, fiqh dan ushul agama syiah sekaligus sebagai marja’ (ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas syiah, yang kini berwajah sebagai seorang ulama sunni yang sangat handal. Semalam ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang ulama sunni ,setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai ulama syiah yang berserban hitam ala syiah.
Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang marja’ dalam agama syiah adalah ulama tertinggi ,semua fatwa dan ucapannya diamalkan laksana wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua fatwanya. Derajat Marja’ ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama syiah, hatta derajat ulama mujtahid muthlaq ataupun presiden.
Biasanya kalau sudah menjadi marja’ ; uang jutaan dolar dari hasil “khumus” (baca ; uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss ,Jerman, Prancis atau Negara Eropa lainnya. Sebab semua uang khumus-nya kaum syiah, penempatannya diatur oleh seorang marja’ sekehendaknya.
Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja’ syiah ini ; Syaikh Al’Allaamah Abu ‘Ali Husain Al-Muayyid hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan keyakinannya. Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika aqidah dan keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan absah. Inilah sebabnya, ia “melarikan diri” dari semua harta dan pangkat dunia demi meraih cahaya iman dalam bingkai mazhab ahli sunnah waljama’ah.
Tidak tanggung-tanggung, ia rela meninggalkan semua kerabatnya, orangtuanya yang merupakan salah satu pemuka syiah dari keturunan marga Al-Kaadzhimiyah (marga tertinggi syiah) ia tinggalkan, demikian juga semua anaknya, dan istrinya ,ia tinggalkan sebab mereka semua tidak menyetujui berpindahnya beliau ke mazhab sunni.
Ibu beliau ; anak salah satu marja’ syiah ; ayatullah sayid hasan shadar.Sedangkan istrinya ; saudari dari dai syiah populer ,Ammaar Al-Hakim. Ketika istrinya mengetahui ia telah masuk dalam mazhab sunni, ia meminta cerai dan berkata pada beliau ; “Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah”, Mendengar itu, iapun menjawab ; “Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, Aisyah radhiyallaahu’anha”.
Karena khawatir ditangkap atau dibunuh oleh otoritas dan rezim Iraq dan Iran, beliaupun melarikan diri ke Yordania, lalu pindah ke Libanon, dan sekarang telah hidup di Jeddah, Arab Saudi. Ia mendapatkan suaka dan keamanan di Arab Saudi, dan sekarang beliau menjadi salah satu ulama yang ditugaskan di Rabithah Al-’Aalam Al-islamiy di Jeddah. Semalam, di Wesal TV beliau mengisahkan perjalanan hidupnya, dari kecil, sewaktu menuntut ilmu di Hawzah Nejf, dan Qum, hingga menjadi ulama rujukan (marja’) syiah di Iran dan Iraq secara khusus, dan di dunia secara umum.

 Sewaktu beliau masih menjabat sebagai Ayatullah Syi’ah


 Setelah beliau bertaubat dan kembali ke mazhab Sunni

Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2014/03/20/marja-syiah-kini-menjadi-ulama-sunni/
Read More..

Kisah Nyata: Rekening Atas Nama Utsman bin Affan RA Masih Ada Hingga Kini

Posted by IYan 0 comments
Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening atas nama USMAN BIN AFFAN.
Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel ‘Usman bin Affan Ra’ yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?
Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka.
Penasaran?
Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran.

Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi’ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli. Mengetahui hal itu, Usman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli ‘setengah’ air sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.
Dengan semakin bertambahnya penduduk Muslim, kebutuhan akan air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Usman pun akhirnya membeli ‘sisa’ air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000 dirham (kl. Rp. 5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.
Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas.
Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).
Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.
Kerajaan Saudi, melalui Kementrian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.
Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf.
Dengan begitu ‘kekayaan’ Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.
Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari ‘rekening’ Usman.
Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel ‘Usman bin Affan’ tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.
Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M). Pengelolaan penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di ‘rekening’ Usman bin Affan.
Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Usman bin Affan.
Masya Allah, saudaraku, itulah ‘transaksi’ Usman dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun…..berapa ‘keuntungan’ pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Swt.
Saudaraku hikmah lain dari kisah diatas betapa disiplinnya pihak pengelola wakaf pemerintah Arab saudi, tidak merubah wakaf seseorang meskipun pewakaf sudah meninggal ribuan tahun sebelumnya, bahkan hasil dari tanah wakaf tersebutpun tetap digunakan sesuai peruntukannya dan tetap atas nama pewakaf,….. Subhanallah.


Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2014/09/09/kisah-nyata-rekening-atas-nama-utsman-bin-affan-ra-masih-ada-hingga-kini/
Read More..

Kisah Nyata: Aisyah Membungkam Ustadz Syiah

Posted by IYan 0 comments

Kisah Nyata: Aisyah Membungkam Ustadz Syiah

Saudari Aisyah Salsabila menceritakan awal mula sebelum terjadinya dialog antara dia ditemani abangnya bersama tamu wanita dari golongan Syi’ah dan Ustadz (baca : Misionaris) dari golongan syi’ah,
Tadi pagi aisyah sebelum pergi ke masjid mengisi kajian ibu-ibu dekat rumah, Aisyah mampir dulu kerumah sepupu ingin mengambil kitab fiqih sunnah yang beberapa hari yg lalu aisyah pinjamkan kepadanya karena aisyah mau bawa ke pengajian..  Ternyata dirumahnya sedang ada tamu yang penampilannya sangat islami.
Kemudian Aisyah tanya sepupu Aisyah,
saya: siapa mereka?
sepupu: mereka itu teman ku sewaktu SMA.
kemudian aisyah memuji penampilan mereka yang sangat islami,
saya: nah begitu dong kamu seharusnya, pakai pakaian yang tertuput (jilbab besar).
sepupu: tapi pemahaman mereka beda dgn pemahaman mu yang kau ajarkan pada ku aisyah.
saya: memang bagaimana perbedaannya?
sepupu: lebih baik kau bicara sendiri dengan mereka.
saya: tapi aku sedang ada pengajian.
sepupu: sebentar saja, setidaknya kau bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dgn mereka.
saya: baiklah.
Kemudian aisyah ikut duduk diruang tamu dengan mereka dan mengucapkan salam. Setelah ngobrol beberapa waktu, aisyah sudah bisa pastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita syiah. lalu aisyah beranikan diri utk bertanya,
saya: kalian syiah?
tamu: benar.
saya: subhanallah, sungguh indah penampilan wanita2 syiah..
tamu: hehe terima kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan mengajak teman kami ini (sepupu saya) untuk ikut dalam pengajian kami. jika mbak aisyah ingin ikut juga, mari sama2..
saya: aisyah tertarik sekali ukh. tapi aisyah sekarang sedang ada keperluan. bagaimana kalau nanti malam kalian sempatkan datang kerumah aisyah untuk mendakwah aisyah dan keluarga aisyah ttg ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?
tamu: tentu, tentu kami akan datang. hehe
saya: alhamdulillah. nanti husna (sepupu saya) akan menemani kalian, rumah aisyah dekat dari sini kok.
kemudian aisyah pamit, sepupu mengantarkan ke depan pagar dan bertanya
sepupu: aku gak ngerti aisyah, utk apa kami kerumahmu?
saya: nanti kau akan tau husna ,
sepupu: duh sah, jgn gitu. bilang aja..
saya: mereka sedang berniat utk mensyiahkan mu husna. sementara sudah pernah kukatakan bahwa syiah itu jauh dari islam. Maka nanti malam insya Allah kita yg akan mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yg benar. insya Allah.
sepupu: …. peluuuuk

—– Malam Harinya, Dimana Terjadi Dialog ——

Setelah selesai shalat Isya’ beberapa menit kemudian datanglah mereka kerumah Aisyah. Tapi Aisyah lihat mereka bersama seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa islaminya. Berjubah putih dan imamah hitam. Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah orang yg akan mereka andalkan dalam mendakwahi kami sekeluarga.
Wanita2 itu beri salam dan aisyah jawab salamnya dgn senyum tapi aisyah tidak langsung persilahkan masuk rumah.
saya: afwan ukh, tunggu dulu. sebelum masuk rumah, aisyah harus minta izin dulu pd mahram aisyah. sebab kalian membawa seorang lelaki.
mereka mengangguk saja dan senyam senyum manis.
saya: bang, apakah laki2 ini boleh masuk?
abang: boleh.. biar abang yang menemani kalian.
Kemudian masuklah mereka semua. dan memperkenalkan laki-laki yg ada bersama mereka, ternyata benar bahwa laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian mereka.
Singkat cerita, setelah basa basi selama 3-4 menit maka dakwah mereka pun di mulai.
tamu: mbak aisyah nama lengkapnya siapa?
saya: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin Abdul Rahman Salsabila. kenapa ya ukh?
tamu: waaaw panjang juga ya hehe.. oh enggak hanya kami ingin memanggil mbak dngn nama yg lain. bagaimana jika kami panggil dgn salsa saja?
aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan suka dengan nama aisyah. sebab serupa dengan nama istri rasulullah, dan mereka sangat benci kepada ummul mukminin.. na’udzu billah min dzalik
saya: (senyum2) boleh juga, tapi boleh tau alasannya apa ya ukh?
tamu: kami tidak menyukai nama itu sebab ………. (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek2kan ummul mukminin).
tiba2 si laki2 yg mereka ajak itu ustad syiah (US) angkat suara.
US: aisyah itu adalah pendusta dan pezina. semoga Allah membakarnya di neraka.
**mendengar ucapan org bodoh ini mata aisyah spontan tertutup dan hati aisyah terasa bergetar.. kemudian aisyah tundukkan kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pd Allah agar dikuatkan mendengar fitnahan dari mulut2 yg masih jahil. kemudian setelah tenang, aisyah angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah2 aisyah tidak tau ttg hal itu.
saya: masya Allah, benarkah begitu ustad?
us: benar. dialah penyebab wafatnya rasulullah, dia yang meracuni rasulullah hingga wafat.. semoga laknat selalu menyertainya.
aduuuh air mata aisyah menetes mendengar ucapan org ini. dalam hati bagai tersayat2.. seorang ibu dihina di depan anak2nya. rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. aisyah lihat abang aisyah sudah genggam2 tangan dan menahan geram. sebelumnya aisyah sudah ingatkan kepada abang aisyah bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati panas, aisyah minta abg tetaplah sabar ya. iya katanya. abg aisyah berpostus tinggi besar dan mantan orang jahat di kalimantan tapi penjahat dapat hidayah. alhamdulillah dia bisa tenang kali ini.
saya: astaghfirullah, sehebat itukah fitnahnya?
tamu: kok fitnah mba? itu nyatanya. nih kami bawa kitab tafsirul iyas (kitab syiah) didalamnya terdapat bukti. bahkan abdullah bin abbas mengatakan aisyah adalah seorang pelacur. ini ada kitabnya.
dia keluarkan kitab tapi aisyah lupa nama kitabnya, ada rijal2nya gitu nama kitabnya. ma’rifat rijal klu tdk salah. dan aisyah lihat memang isinya benar spt yg mereka ucapkan.
singkat cerita, mereka terus menghina aisyah dan sahabat. sampai telinga ini spt sudah bengkak.  akhirnya aisyah tidak tahan dan katakan pada mereka.
saya: sebentar ustad, aisyah mau ambil kitab syiah punya aisyah. ada yang ingin aisyah tanyakan mengenai isinya.
us: silahkan.
aisyah sudah siapkan satu soal yang akan menunjukkan jati diri mereka. mereka orang yg cerdas atau cuma bisa ngomong besar.  dan pertanyaan ini juga pernah ditanya oleh syaikh adnan kepada seorang syaikh syiah, tapi syaikh syiah malah bingung jawabnya.
saya: nih dia kitabnya.
us: oh saya juga punya itu, al ghaibah , kebetulan saya bawa hehe.
saya: oh iya, kebetulan..
tamu: hehe Allah memudahkan urusan kita hari ini.
senyum2 kecil aisyah melihat tingkah laku mereka.
aisyah: begini ustad, di dalam kitab ini ada di sebutkan ttg beberapa wasiat rasul kepada imam ali. benarkah ini ustad?
us: halaman berapa?
aisyah: 150 no 111
us: sebentar saya lihat.
us: ya. benar. lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?
saya: masih berlakukah wasiat ini ustad?
us: tentu, sampai hari kiamat.
saya: didalam kitab ini rasul berwasiat
“yaa ‘aliy anta washiyyi ‘ala ahli baiti hayyihim wa mayyitihim wa ‘ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa man tholaqtuha fa ana baru-un minha”.
us: hmmm,, hmmm,,
saya: benarkah ini ustad?
us: bagaimana kamu mengartikan kalimat wasiat itu.
saya: isi wasiat ini adalah
“wahai ‘aliy engkau adalah washiy ahlul baitku (penjaga ahlul bait) baik itu yg masih hidup maupun yg sudah wafat antara mereka, dan juga ISTRI2KU. siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka dia akan berjumpa denganku kelak. dan barang siapa yang aku ceraikan maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar.”
benarkah ini ustad..
us: benar ini wasiatnya.
saya: yg ingin saya tanyakan, apakah aisyah istri rasulullah itu pernah dicerai oleh rasulullah?
us: hhhmmm tidak..
saya: apakah aisyah di pertahankan rasulullah sampai rasulullah wafat?
us: hmmm ya benar..
saya: lalu kenapa tadi ustad bilang aisyah itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini aisyah tergolong orang yang masuk surga??
us: hmmm bukan seperti itu maksud dari wasiyat ini mba salsa. hmmm hmmm..
aisyah senyum melihat tingkah si ustad dan aisyah lirik wanita2 syiah itu mulai hilang senyumnya.
saya: entahlah ustad tapi inilah isi dari kitab syiah dan ini adalah wasiyat dari rasulullah. berarti wasiyat ini tidak lagi di anggap oleh orang syiah sendiri ya ustad?
us: oooh tidak begitu tapi,, tapi bukan begitu cara menafsirkannya.
dan akhirnya dia menjelaskan tentang penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan wanita2 syiah itu sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si US.
aisyah lirik abg aisyah senyum2 hiihihi.
abang: ustad, saya tidak faham dgn penjelasan antum, mohon di ulangi ustad. hehe..
si US mulai gerah.
US: begini, intinya hadits wasiat ini dinilai oleh ahli ilmu hadits syiah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits syiah adalah lemah sekali bahkan sampai drajat palsu.
wah ini ustad mulai aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarng menyatakannya sebagai hadits palsu.
aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana cara membuat org ini terdiam dan malu krn pendapatnya sendiri.
saya: sudah sudah cukup, mgkn ini terlalu rumit pertanyaannya. nih ada pertanyaan lagi ustad.
spt yg pernah saya dengar bahwa syiah menganggap bahwa ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya rasulullah, apakah benar ?
us: ya benar sekali. tapi abu bakar rakus akan kekuasaan sampai2 dia berbuat kezaliman dan makar yg besar. di ikuti pula oleh umar dan utsman.
saya: apakah ada dalil yg menunjukkan ali sebagai org yg dipilih rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya nabi?
us: tentu ada, hadits ghodir khum , ketika nabi sedang menunaikan haji wada’ disertai beberapa org sahabat besar, nabi berkata kepada buraidah “hai buraidah barangsiapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..
saya: ustad, kalau saya tidak mengamalkan dan sengaja menolak apa yg diperintahkan nabi, kira2 apa hukuman buat saya ustad?
US: mba salsa bisa dihukumi kafir karena mendustakan nabi.
saya: astaghfirullah. berarti imam ali pun telah kafir dalam hal ini ustad. sebab dia tidak mengindahkan perintah nabi, jika memang ini dalil yg menunjukkan ali sebagai khalifah. bahkan imam ali membai’at abu bakar, maka abu bakar pun di hukumi kafir, begitu juga umar, dan semua sahabat yg menyaksikan ketika itu semuanya kafir. sebab yang menjadi pesan rasul adalah man kuntu maulahu fa ‘Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
benarkah begitu ustad? atau haditsnya palsu juga?
US: hmmmm. haditsnya shahih.. tapi bukan begitu juga maksudnya.
saya: tapi tunggu ustad, sebelum ustad jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. apakah setelah imam ali yg akan menjadi khalifah adalah anaknya al hasan?
us: ya benar sekali. tidak bisa dipungkiri.
saya: ada dalilnya? shahih apa tidak?
us: ada, shahih jiddan.
saya: bagaimana bunyinya?
us: Wahai Aliy engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan, hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12 imam.
saya: ustad coba lihat kembali kitab al ghaibah yg ttg wasiat rasul tadi. tidakkah isinya sama dengan yg baru saja ustad sebutkan?
us: sebentar..
us: oh iya sama.
saya: bukankah tadi saat kita membahas tntg keberadaan aisyah di sorga, ustad katakan hadits ini palsu? tapi sekrang saat membahas ttg dalil kekhalifahan ali dan hasan malah ustad balik katakan hadits ini shahih jiddan… >???
us: *(&^)*()(%^&&*
aisyah melihat raut si US berubah dari biasanya. mau senyum tapi tanggung. mau pulang tapi malu.
saya: ustad, saya pernah dengar dari teman2 saya bahwa syiah itu suka taqiyah. apakah ini bagian dari taqiyah itu?
abang: hahahaha.. ustad, akuilah bahwa aisyah radhiallahu ‘anha adalah penghuni surga, abu bakar adalah khalifah pertama, umar kedua, utsman ke tiga, ali ke 4.  kita semua mencintai ahlul bait ustad. ali juga setia kepada kepemimpinan abu bakar, umar dan utsman. dan ali sangat mencintai ketiga sahabatnya. bahkan sampai2 nama anak2 ali dari istrinya yg lain diberi nama umar abu bakar … apakah ustad mau menafikan itu semua?
us: hmmmmm.. (^&^^%(*( sebaiknya kami pulang saja.
saya: tunggu ustad. ustad belum menjawab pertanyaan kami.
us: sepertinya kalian sudah tau semua.
saya: oh berarti ustad mengakui kebenaran ini?
us: allahu a’lam, saya permisi dulu.
husna: bagaimana dengan kalian? (teman2 wanita syiah)
tamu: hmmm… (lirik kanan kiri)
salah satu dari wanita syiah angkat suara “saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap husna mau menemani saya”
us: baiklah kalau begitu kalian tinggal disini dan saya pamit. wassalamu ‘alaikum..
kami: wa’alaikumussalam warahmatullah.
Selesai…


dibawah ini adalah scan kitab al ghaibah tentang wasiat rasulullah kepada ali tentang istri dan juga 12 imam yg dinyatakan palsu kemudian shahih jiddan oleh sang ustad syiah.
cat: yang bergaris merah tentang wasiat istri rasulullah yang bergaris biru tentang wasiat kekhalifahan ali dan husain. semoga bermanfaat.





Sumber : https://alfanarku.wordpress.com/2014/09/23/kisah-nyata-aisyah-membungkam-ustadz-syiah/



Read More..

Kini ada Tanda ketika Cetingan Whatapp Sudah Dibaca

Posted by IYan Friday 7 November 2014 0 comments

Akhirnya! Whatsapp telah merilis versi terbaru yang menunjukkan pesan kamu ke seseorang telah terbaca atau tidak. Seperti ditulis di FAQ terbaru Whatsapp, pesan yang telah terbaca akan ditandai dengan berubahnya warna centang menjadi biru.
Info tersebut juga bisa dilihat dengan cara menekan pesan tersebut beberapa saat untuk membuka Message Info. Nanti kamu bisa melihat kapan pesan itu terkirim, terbaca atau dimainkan (jika pesan yang terkirim adalah voice mail).
Meski telah menjadi instant messaging paling populer, Whatsapp emang agak lelet soal fasilitas Read ini. Bahkan banyak yang mengira tanda dua centang yang ada di jendela ceting adalah tanda sebuah pesan telah dibaca. Padahal, tidak seperti itu. Pada Whatsapp, satu tanda centang menandakan pesan telah sampai ke server Whatsapp, sedangkan dua tanda centang menandakan pesan telah sampai ke ponsel orang yang kita tuju.
Whatsapp memang menghadirkan fasilitas “last seen” yang mengindikasikan kapan teman kamu aktif menggunakan Whatsapp. Namun berkat tanda centang biru ini, informasi tersebut menjadi lebih terang benderang.
Tanda centang biru ini akan berlaku di percakapan antar dua orang, broadcast, maupun group chat. Khusus untuk broadcast dan group chat, tanda centang biru akan muncul jika setiap partisipan telah membaca pesan tersebut. Dan tidak ada pilihan untuk menonaktifkan fasilitas ini, jadi kamu tidak bisa pake alasan “belum sempet baca” ke ortu atau pacar kamu, hehe…Kin

Whatsapp menjanjikan fasilitas ini akan aktif untuk semua platform meliputi iOS, Android, dan Windows Phone. Syaratnya kamu harus upgrade Whatsapp ke versi terbaru. Namun jika centang biru itu belum muncul, jangan khawatir. Sebagian redaksi PCplus pun belum mendapatkan fasilitas ini. Mungkin Whatsapp butuh waktu untuk menggulirkan fasilitas ini ke 600 juta penggunanya.
 
Sumber ; PCPLUS



Read More..