3 Momen Saddam Husein: Mencukur Jenggot, Bertasbih pada Allah, dan Berpidato
Tuesday, 17 March 2015
0
comments
Saddam, ketika mencuci bajunya sendiri di penjara
KETIKA berada dalam bui, Sadam Husein pernah ditanya: “Wahai Sadam,
sekarang Iraq (hancur) tak ada kedamaian dan keamanan disana. Jika kau
keluar dari bui, butuh berapa lama untuk memulihkan kondisi ini?”
Sadam menjawab: “Saya hanya membutuhkan tiga momen. Ketika saya
mencukur jenggot saya, ketika bertasbih kepada Allah, kemudian saya
berpidato maka kembalilah kedamaian di Iraq.”
Awal Saddam dipenjara, adalah awal penurunan moral dan nilai-nilai
Islam di Iraq. Sejak kedatangan Amerika ke Iraq dalam usaha penjajahan,
bukan rahasia lagi jika para tentara AS gemar sekali mengadakan pesta
minuman keras dalam jumlah banyak. Mereka menularkan kebiasaannya minum
minuman keras itu kepada rakyat Iraq.
Di zaman Saddam Hussein, walaupun rejim ini termasuk diktator juga,
namun saat itu tak ada bar, pub, atau tokok-toko yang menjual minuman
keras. Kini, semua itu bisa ditemui dengan bebas dan terbuka di pelosok
Baghdad.
Rumah bordil pun banyak yang beroperasi dan saling berebut pelanggan.
Begitu pun bioskop yang kembali dibuka dan banyak memutar film-film
yang berbau porno. Dulu, polisi Iraq akan menangkap pelaku kemaksiatan
dan si pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Kini hal
itu sudah tak ada lagi.
Tara Rasyid, seorang optamologis di Baghdad menyatakan tadinya ia
bersyukur ketika Saddam Hussein digulingkan. Namun, enam bulan setelah
itu, kehidupan di sekitarnya berubah menjadi neraka. “Saya selalu
khawatir jika suatu waktu akan terjadi perang saudara,” ujarnya lirih
kepada BBC. “Sekarang saya tidak pernah lagi percaya kepada para politisi di negara kami.”
Sedangkan Mateen Dooski, 45, berasal dari daerah Dohuk, Iraq sebelah
utara, mengeluhkan sulitnya perekonomian yang tak terkendali di
negaranya.
Tampaknya kondisi Iraq yang seperti ini merupakan desain dan skenario
AS yang akan diterapkan di negara-negara lain yang saat ini memasuki
tahap awal dan pertengahan invasi seperti Afghanistan, dan Somalia.
Bagaimanapun perbedaan menyikapi Sadam, ia adalah salah satu pemimpin
besar Iraq, yang hingga akhir hayatnya tidak pernah tunduk kepada
Amerika dan sekutunya.
Sumber : https://www.islampos.com
0 comments:
Post a Comment